Slide Title 1

Aenean quis facilisis massa. Cras justo odio, scelerisque nec dignissim quis, cursus a odio. Duis ut dui vel purus aliquet tristique.

Slide Title 2

Morbi quis tellus eu turpis lacinia pharetra non eget lectus. Vestibulum ante ipsum primis in faucibus orci luctus et ultrices posuere cubilia Curae; Donec.

Slide Title 3

In ornare lacus sit amet est aliquet ac tincidunt tellus semper. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Sabtu, 02 Desember 2017

Energi Asia : Nyalakan Jiwanya, Indonesia Bisa!

Sepucuk Surat Untuk Membela Indonesia di Tahun 2018




Kepada Republik Indonesia,

Masihkah kau lihat perbedaan sebagai alasan tak hendak berteman? Masihkan ada kebencian dan sikap saling maki?
Jika “Iya”! Saya yakin itu bukan kita! Bukan Indonesia!

Kita sebagaimana Bung Karno dan Bung Hatta, selayaknya Bung Tomo dan Ki Dewantara. Kita adalah apa yang di manifestasikan para pendahulu Republik. Bhinneka Tunggal Ika, Berbeda yang Satu. Bangsa ini lahir karena semangat kolektif untuk bersatu melawan penindasan dan penjajahan yang ada. Bangsa ini lahir karena semangat untuk membangun dunia baru yang tanpa penindasan. Sejalan seperti Asia baru menurut Guru Dutt Sondhi, bahwa kekuasaan Asia tidak ditunjukan oleh kekuatan dan kekerasan, namun sikap saling pengertian. Untuk itu Republik, kita bersama  - sama merayakannya!! Sikap saling pengertian itu, melalui Asian Games!

Sebagai sebuah bangsa yang besar, Asia kembali merayakan keberagaman dan kebersamaan dengan gelaran Asian Games yang ke 18. Perayaan Kompetisi Olahraga paling akbar di Asia ini kembali di gelar di Jakarta, ditambah dengan Palembang. Rumah kita! Hal ini seperti mengulang apa yang telah terjadi 55 tahun yang lalu, tepatnya pada 1962. Kala itu, Asian Games dijadikan sebagai pembangunan karakter dan bangsa (Nation and Character Building Indonesia) oleh Sang Proklamator. Saat ini, Asian Games juga tidak hanya berbicara tentang olahraga saja, tapi juga tentang peningkatan ekonomi, infrastruktur publik, hingga sikap tidak membeda – bedakan. Menurut Nelson Mandela (2010), Olahraga memiliki kekuatan yang dapat mengubah dunia. Lebih dari itu, bahkan kekuatan untuk menginspirasi, dia memiliki kekuatan untuk mempersatukan bangsa dengan cara yang tidak bisa dilakukan yang lainnya.

Kelak, pada 18 Agustus 2018 nanti kita kan menjadi saksi. Ribuan orang, dari sungai Indus hingga sungai Kapuas, dari Himalaya hingga Jayawijaya, dari samudera Artik hingga Pasifik, berdatangan menjawab tantangan.  Menjadi energi Asia, menggelorakan semangat, meneriakkan persatuan. Ya, kita sebagai satu, Bangsa Asia. Menjawab konsep kesatuan yang majemuk.
Republik Indonesia, engkau berada dalam kilauan keragaman suku bangsa dan budaya. Engkau satu dari keberagaman yang ada. Jangan risau, petani, TNI, nelayan, pedagang, hingga pejabat publik siap membantu mu. Kita tunjukan, kalau kita juga nyala dalam Energi Asia yang kelak menerangi jiwa persatuan. Jiwa yang sudah 72 tahun lebih kita rawat, sebagai Bhinneka Tunggal Ika, jawaban atas kegalauan sebagian masyarakat hari – hari ini.

Jikalau kegalauan sebagian masyarakat pada hari – hari ini belum juga hendak pergi, ijinkan kami menjadi yang paling optimis. Ya, biar saya dan yang sebagian menjadi jauh lebih optimis dalam memperjuangkan keberagaman yang manis. Kami yang juga tani, yang juga TNI, atau sekedar diri siap berdiri. Demi Republik rumah kami di didik. Mari kita titipkan perjuangan kepada duta terbaik bangsa, dari perahu naga hingga sepak bola, dari bulu tangkis hingga kegiatan atletik. Kepada Tontowi Ahmad juga Egi Maulana, juga ratusan atlet lainnya. Kami bangga akan kebesaran dan semangat pantang menyerah.

Republik, kami akan dukung hingga perjuangan paling ujung. Untuk itu, perjuangan ini bukan untuk menutut kemenangan, tapi kebangaan sebagai bangsa yang besar.

Republik, mungkin saya dianggap sebagai pemimpi
 Tapi saya bukan satu – satunya pemimpi
Mari kita menjadi Indonesia, Menjadi Energi Asia

Salam Menyala,



Reynaldi Pradipta

Jumat, 20 Oktober 2017

Merawat Kenangan bersama prelo


Jika saatnya tiba, sedih akan menjadi tawa, perih akan menjadi cerita, kenangan akan menjadi guru, rindu akan menjadi temu, kau dan aku akan menjadi kita (Fiersa Besari)



Apa yang lebih abadi daripada kenangan? Sekuat apapun kita berusaha melupakannya, sehebat apapun kita menjauhinya, sadari dan terima lah, kenangan itu akan selalu ada. Tersimpan rapi dalam pikiran kita. Tetiba saya terlintas untuk menulis kenangan ketika diminta untuk membuatkan suatu tulisan terkait pengalaman menjadi prelo  students partners Yogyakarta. Ide ini dipicu sebuah photo yang di posting seorang kawan di instastory nya, kurang lebih isi  nya terkait cerita tentang kakek dan nenek yang bisa hidup lama dan awet. Rahasianya adalah, karena mereka hidup di zaman dimana ketika suatu hal rusak, itu harus diperbaiki. Bukan dibuang begitu saja dan dengan mudah diganti yang baru. Tuh, terus hubungannya dengan merawat kenangan apa? Ya itu, kenangan jangan dibuang, apalagi dihilangkan, mari merawat kenangan bersama prelo.

Apa itu prelo?
Prelo adalah start up yang berbasis di Bandung, mulai hadir pada akhir tahun 2015 dan resmi diluncurkan pada bulan Januari tahun 2016 lalu. Main business-nya sih platform jual beli barang bekas berbasis aplikasi, tapi Prelo juga memiliki program Prelo Student Partners, semacam program untuk memfasilitasi dan mengedukasi anak-anak muda kreatif yang tertarik di bidang bisnis teknologi.

Berbeda dengan start up lain, Prelo tidak hanya mengedepankan kemandirian ekonomi dan teknologi, melainkan juga concern terhadap isu-isu lingkungan. “Napas” start up yang digawangi anak-anak muda Bandung ini justru digerakkan oleh keinginan untuk ikut berkontribusi dalam menangani masalah lingkungan itu tadi, terutama sampah. Sesuai dengan filosofi yang terkandung dalam huruf “P” di logonya (bentuk lingkaran yang diadaptasi dari Universal Recycling Symbol), Prelo ingin agar barang-barang second yang tadinya bisa saja berakhir di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) menjadi barang yang memiliki nilai ekonomi. Dengan begini, tiga tujuan bisa dicapai hanya dengan satu langkah.

Nah, disini saya dan teman – teman PSP Yogyakarta lainnya seperti menjadi ranger untuk Prelo di lingkungan kampus kami masing – masing dan Yogyakarta secara umum. Adapun yang menjadi PSP Yogyakarta adalah Klaudius Liasta (UGM), Dita Arafanti (UGM), Barru Tri Prayogo (UGM), Amalia Ichsani (UGM), Sofiati Mukrimah (UII), Fitriyadi Ramadhan (YKT), dan saya Reynaldi Pradipta (UII). Lalu apa kerjaan kami? Banyak si, tapi intinya memperkenalkan dan mengulas terkait Prelo. Dan ada sesuatu yang menarik selama saya menjadi PSP Yogyakarta, sebagai sebuah start up yang digawangi banyak jiwa muda, saya merasakan sebuah energy positif yang terus memacu untuk terus ber-inovasi dan berkreasi.


Your work is going to fill a large part of your life, and the only way to be truly satisfied is to do what you believe is great work. And the only way to do great work is to love what you do. If you haven’t found it yet, keep looking. Don’t settle. As with all matters of the heart, you’ll know when you find it (Steve Jobs)

Jumat, 22 September 2017

Jual lah 'Mantan' pada tempatnya!

Setelah hampir tujuh purnama gak posting apa - apa (kurang lebih seumuran AADC lah ya), Alhamdulillah dapet alasan untuk nulis lagi dan akhirnya bisa di posting disini. Ah namanya juga manusia kan? hidupnya harus penuh keterpaksaan. Malah curhat, hhihii

Jual lah 'Mantan' pada tempatnya? mantan yang mana? kalau jadian 1 - 2 bulan katanya belum bisa dibilang mantan. Ah sudahlah, ini bukan bahas spesies mantan yang sejenis itu. Ini lain dari yang lain. Tapi, supaya lebih terlihat akademis sedikit, mari kita telaah mantan dari segi bahasa.

Menurut KBBI di laman Kemendikbud.go.id, mantan adalah bekas (pemangku jabatan, kedudukan, dan sebagainya). Tapi, sebagian lainnya mendefinisikan mantan sebagai kenangan semu yang indah. Sebagian yang lain menganggap mantan sebagai tulang rusuk yang pernah kita pinjam dari orang lain. Untuk sebagian extrimis sayap kiri, mantan dianggap sebagai CD bolong yang walaupun sudah rusak, tetep masih bisa buat kita nyaman. Kok balik lagi kesana yaa..

*maaf

Jadi mantan disini maksudnya adalah mantan barang - barang yang pernah kita miliki. Sebagai seorang pejuang di tanah sebrang, tentu hal yang pertama kita lakukan pas pindah domisili adalah nyari tempat tinggal sementara dan perabotannya. Nah, ini yang saya alami saat awal pindah. Saat pertama pindah ke Yogyakarta dari Tasikmalaya, banyak banget barang yang kita beli, termasuk kadang barang - barang fashion. Kan gak mungkin juga bawa banyak barang dari kota asal ke kota rantau (apalagi mindahin kenangan *eh).

Namun, kadang saking senangnya belanja, beli ini itu, kita lupa! untuk apa barang ini, kapan pakai barang itu? sampai akhirnya barangnya masuk lemari kesayangan bersama jajaran mantan lainnya #byemantan. Kalau dipikir sayang juga kan, daripada gak terpakai, apalagi dibuang. Kenapa gak kita manfaatkan mantan - mantan kita? *tawajahat


Kebetulan kali ini saya mau sedikit review salah satu marketplace buatan anak bangsa yang jadi tempat untuk jual mantan - mantan kita, namanya Prelo.

Apa sih Prelo? Prelo adalah web dan aplikasi jual beli barang bekas berkualitas buatan anak bangsa dengan fitur - fitur khas. Salah satunya adalah fitur untuk tawar - menawar. Dimana pembeli bisa menawar secara langsung barang yang diinginkannya. Selain itu, Prelo menjamin barang - barang yang dijual berkualitas dan asli, NO KW. Kapan lagi bisa belanja barang bekas dengan jaminan asli? Skuy cek tkp...

Eh gimana? udah minat jual mantan di Prelo? Oh iya, Prelo bisa kita akses melalui web di www.prelo.co.id atau download aplikasinya untuk android maupun Ios. 

Mau belanja? dapet diskon? kalian bisa masukin kode refferal saya, PSP_PRO. Dijamin deh langsung dapet diskon. Lumayan kan..

Jadi? masih mau nyimpen mantan?


Reynaldi H. Pradipta
Prelo Student Partners

Sabtu, 04 Januari 2014

Mahalnya demokrasi di Indonesia

PEMILU atau Pemilihan Umum 2014 sudah di depan mata. Tanpa terasa, para anggota dewan dan pejabat di negeri ini sudah harus mulai mengambil ancang - ancang untuk kembali mempersiapkan diri, khususnya untuk yang ingin kembali menjadi sebagai anggota dewan atau posisi - posisi pejabat lainnya harus mulai dipersiapkan, terutama dalam masalah kampanye.

Menurut Pramono Anung yang dikutip dari Antaranews.com (3/12/13)

"Tahun depan biaya kampanye seorang caleg akan naik rata-rata satu setengah kali lipat," kata Pramono Anung dalam acara peluncuran buku berjudul "Mahalnya Demokrasi Memudarnya Ideologi" di Gedung DPR, Jakarta, Selasa.



Harga sebuah paham demokrasi di Indonesia ini terbilang cukup mahal, setiap kader yang mengikuti Pemilu setidaknya harus mepersiapkan dana kampanye mulai dari ratusan juta hingga miliaran rupiah. Bayangkan betapa besarnya modal kampanye yang dikeluarkan. 
Hal tersebut pula yang membuat tingkat KORUPSI di Indonesia semakin tinggi. Hal pertama yang selalu dilakukan para pejabat adalah bagaimana cara mengganti modal? Ibarat pengusaha adalah memperoleh BEP (Break Event Point).

Oleh karena itu, berkaca dari berbagai aspek, setidaknya pemilu yang  proporsional lebih dibutuhkan. Hal tersebut dapat menciptakan transparansi dan efisiensi dari Pemilu itu sendiri.

Refrensi : Antaranews.com

Rabu, 04 Januari 2012

Pemuda yang kreatif dan cerdas menangkap peluang

Sukses karena berani memulai dari awal dan tidak memaksakan diri untuk mulai dari yang besar.

Henky Eko Sriyantono atau yang akrab disapa Cak Eko salah satu contoh pemuda yang kreatif dan cerdas menangkap peluang. Ide awalnya mendirikan usaha bakso didapat dari keisengannya memotret resto-resto bakso yang ada di Bandara. Dari keisengan itu, muncul inspirasi hebat untuk mendirikan usaha resto bakso. Dan kini, inspirasi dari pemuda kelahiran 34 tahun lalu itu telah berbuah manis. Dia telah menjadi pengusaha resto bakso ternama di Indonesia. Usahanya diberi nama bakso malang Kota Cak Eko.

Dagang bakso dianggap orang sebagai usaha yang remeh. Namun tidak untuk alumnus ITS jurusan teknik sipil dan 52 manajemen Proyek UI ini. Didasari rasa “kepepet”dan ada petuang, maka Pria yang Pernah gagal dalam beberapa usaha ini rela melepaskan status PNS-nya dan memberanikan diri merintis usaha bakso. “Keputusan saya untuk memilih berbisnis itu lebih kepada karena kondisi kepepet,” ujarnya berterus terang.

Dia mulai mendirikan usaha Bakso pada akhir 2005 dengan modal Rp 5 juta di Bekasi setelah berhasil “mengutak-atik” resep bakso yang pas. Dan ternyata, resep hasil otak-atiknya diterima pasar. Akhirnya dia pun berpikir untuk meningkatkan (Ekspansi, rep.) ke Tamini Square medio 2006, “Berawal dari situ banyak pelanggan yang minta untuk kerjasama franchise,” katanya. Namun langkah awal Cak Eko ekspansi franchise tidak semulus yang dibayangkan. Lantaran modal pas-pasan. Maka dia Pun berpikir kreatif memanfaatkan media untuk mempromosikan usahanya.

“Saya kirim email kepada semua pimpinan redaksi majalah bisnis,” ungkapnya. Dan ternyata dari sepuluh media itu ada tiga yang memuat usahanya berhasil, setelah itu banyak penelpon yang datang dan menanyakan soal bisnis Bakso Kotanya dan cara membuat bakso malang.

Sekarang outlet anak muda ini telah berkembang begitu pesat. Dalam kurun waktu dua tahun sudah menembus hingga 80 buah dan berhasil mempekerjakan ratusan orang. atas dasar prestasinya itu, suami dari istri lndrayana itu Pernah beberapa kali mendapat Penghargaan. Diantaranya “Indonesian Inovative Creative Award 2007″ dari kementrian UKM dan Kementrian Tenaga Kerja dan penghargaan “Entrepreneur Award 2008″ dari Bisnis Indonesia.

Cak Eko mengatakan lantaran awalnya adalah birokrat maka ketika awal pertama merintis bisnis selalu terkendala waktu dan masalah SDM. “Saya delegasikan bisnis saya ke orang lain tapi semua tidak berjalan sesuai yang diharapkan, omset turun dan drop,” ujarnya. akan tetapi dari semua itu ada hikmah yang dia petik, yakni jadi tahu bahwa selama ini dia salah menjalankan sistem. “Tentunya kecewa dan hampir putus asa. cuma karena saya senang suka baca majalah dan biografi orang sukses, itu mood saya bangkit lagi dan saya terpacu untuk bangkit. di samping mimpi untuk sukses dan berhasil selalu membayang-bayangi saya,” paparnya.

Apa kunci suksesnya hingga sekarang? Cak Eko punya jawabannya, yakni keberanian. Menurutnya, keberanian adalah modal utama untuk menjadi pengusaha sukses, bukan modal. Modal terbatas pun akan bisa sukses jika berani memulai dari awal dan tidak memaksakan diri untuk mulai dari yang besar, ” jadi mulailah dari yang ada, mulai dari yang kecil dan jangan memaksakan diri untuk mulai dari yang besar,” kiatnya.




sumber : linggau.com

Senin, 26 Desember 2011

Tips & Trik mendapat Beasiswa

Hy putih abu - abu, kadang kalo kita sekolah di SMA suka gak kerasa... tau - tau udah keluar atau udah harus masuk Universitas, nah Universitas2 di Indonesia masih terbilang cukup mahal loh. Namun, banyak jalan menuju Mekkah, banyak cara agar bisa kuliah. Salah satunya dengan Beasiswa.
Banyak lembaga yang menyediakan Beasiswa, mulai dari Yayasan sampai Pemerintah sendiri...
Trus gimana caranya mendapat Beasiswa, disini kita bakalan membahas tips & trik mendapat beasiswa. selamat membaca. Get's Heulangerss...!


1. Tentukan bidang studi apa yang akan agan ambil.

Disini agar kita gak salah gan dalam mencari beasiswa.
contohnya kita ambil bidang studi komunikasi, maka kita harus mengincar perusahaan yang bergerak dibidang komunikasi.
contohnya telkom. jangan sampai agan ambil bidang komunikasi eh cari beasiswa di pertamina. kalo gitu sih 90% biasanya ditolak.

2. Tentukan dimana agan akan kuliah.

Beasiswa yang melimpah itu biasanya ada di universitas negeri gan.

3. Chek perusahann mana aja yang biasanya memberikan beasiswa serta bagaimana sistem keuangannya.

4. Siapkan seluruh dokumen agan.

seperti ijazah atau transkrip nilai.

setelah kita melakukan persiapan maka kita harus memenuhi suatu requirements. apa aja itu ??

1. TOEFL.

Toefl biasanya diminta untuk kamu yang ingin mendapatkan beasiswa di luar negeri.


2. Essay

Maksudnya ialah kita sering - sering gan buat essay untuk diikutkan dalam suatu karya tulis ilmiah.
disini biasanya suatu perusahaan atau universitas luar negri sering memperhatikan suatu essay dari mahasiswa.
Apabila menarik maka kita akan disuruh mempresentasikan nah biasanya dari situ beasiswa akan datang dengan sendirinya.


3. Nilai

Untuk mahasiswa biasanya yang diperlukan ialah IPK > 2.75. Tapi tenang aja  banyak kok beasiswa yang mengabaikan IPK asal teman - teman mau berusaha untuk mencari beasiswa.

4. Surat Rekomendasi

nah biasanya ini untuk mahasiswa yang kurang mampu.

wuih gak terasa  banyak banget tips & trik untuk  mendapatkan beasiswa. Santai aja , mungkin kamu bisa ambil makanan atau camilan plus kopi untuk istiraha sejenak.
oke yang berikutnya ialah dimana kita bisa mendapat informasi beasiswa ???

1. Iklan di koran.
2. Website (website perusahaan atau website Universitas).
3. Sering tanya ke Tata Usaha dimana agan kuliah.
4. Forum Alumni (Online atau Offline)
5. Buku.
6. Kedutaan Besar.
7. Forum yang lain (contohnya : milisbeasiswa.com)

sumber : Kaskus.us (dengan perubahan)

Belajar goblok dari Bob Sadino (part 2)

Setelah pada artikel sebelumnya membahas Bob Sadino berdasarkan ulasannya, kini heulangers bisa tahu perbandingan orang goblok dengan orang pintar menurut Bob Sadino. Selaat membaca, Get Heulangerss...!

Terlalu Banyak Ide – Orang “pintar” biasanya banyak ide, bahkan mungkin telalu banyak ide, sehingga tidak satupun yang menjadi kenyataan. Sedangkan orang “bodoh” mungkin hanya punya satu ide dan satu itulah yang menjadi pilihan usahanya

Miskin Keberanian untuk memulai – Orang “bodoh” biasanya lebih berani dibanding orang “pintar”, kenapa ? Karena orang “bodoh” sering tidak berpikir panjang atau banyak pertimbangan. Dia nothing to lose. Sebaliknya, orang “pintar” telalu banyak pertimbangan.

Telalu Pandai Menganalisis – Sebagian besar orang “pintar” sangat pintar menganalisis. Setiap satu ide bisnis, dianalisis dengan sangat lengkap, mulai dari modal, untung rugi sampai break event point. Orang “bodoh” tidak pandai menganalisis, sehingga lebih cepat memulai usaha.

Ingin Cepat Sukses – Orang “Pintar” merasa mampu melakukan berbagai hal dengan kepintarannya termasuk mendapatkahn hasil dengan cepat. Sebaliknya, orang “bodoh” merasa dia harus melalui jalan panjang dan berliku sebelum mendapatkan hasil.

Tidak Berani Mimpi Besar – Orang “Pintar” berlogika sehingga bermimpi sesuatu yang secara logika bisa di capai. Orang “bodoh” tidak perduli dengan logika, yang penting dia bermimpi sesuatu, sangat besar, bahkan sesuatu yang tidak mungkin dicapai menurut orang lain.

Bisnis Butuh Pendidikan Tinggi – Orang “Pintar” menganggap, untuk berbisnis perlu tingkat pendidikan tertentu. Orang “Bodoh” berpikir, dia pun bisa berbisnis.

Berpikir Negatif Sebelum Memulai – Orang “Pintar” yang hebat dalam analisis, sangat mungkin berpikir negatif tentang sebuah bisnis, karena informasi yang berhasil dikumpulkannya sangat banyak. Sedangkan orang “bodoh” tidak sempat berpikir negatif karena harus segera berbisnis.

Maunya Dikerjakan Sendiri – Orang “Pintar” berpikir “aku pasti bisa mengerjakan semuanya”, sedangkan orang “bodoh” menganggap dirinya punya banyak keterbatasan, sehingga harus dibantu orang lain.

Miskin Pengetahuan Pemasaran dan Penjualan – Orang “Pintar” menganggap sudah mengetahui banyak hal, tapi seringkali melupakan penjualan. Orang “bodoh” berpikir simple, “yang penting produknya terjual”.

Tidak Fokus – Orang “Pintar” sering menganggap remeh kata Fokus. Buat dia, melakukan banyak hal lebih mengasyikkan. Sementara orang “bodoh” tidak punya kegiatan lain kecuali fokus pada bisnisnya.

Tidak Peduli Konsumen – Orang “Pintar” sering terlalu pede dengan kehebatannya. Dia merasa semuanya sudah Oke berkat kepintarannya sehingga mengabaikan suara konsumen. Orang “bodoh” ?. Dia tahu konsumen seringkali lebih pintar darinya.

Abaikan Kualitas -Orang “bodoh” kadang-kadang saja mengabaikan kualitas karena memang tidak tahu, maka tinggal diberi tahu bahwa mengabaikan kualitas keliru. Sednagnkan orang “pintar” sering mengabaikan kualitas, karena sok tahu.

Tidak Tuntas – Orang “Pintar” dengan mudah beralih dari satu bisnis ke bisnis yang lain karena punya banyak kemampuan dan peluang. Orang “bodoh” mau tidak mau harus menuntaskan satu bisnisnya saja.

Tidak Tahu Pioritas – Orang “Pintar” sering sok tahu dengan mengerjakan dan memutuskan banyak hal dalam waktu sekaligus, sehingga prioritas terabaikan. Orang “Bodoh” ? Yang paling mengancam bisnisnyalah yang akan dijadikan pioritas

Kurang Kerja Keras dan Kerja Cerdas – Banyak orang “Bodoh” yang hanya mengandalkan semangat dan kerja keras plus sedikit kerja cerdas, menjadikannya sukses dalam berbisnis. Dilain sisi kebanyakan orang “Pintar” malas untuk berkerja keras dan sok cerdas,

Mencampuradukan Keuangan – Seorang “pintar” sekalipun tetap berperilaku bodoh dengan dengan mencampuradukan keuangan pribadi dan perusahaan.

Mudah Menyerah – Orang “Pintar” merasa gengsi ketika gagal di satu bidang sehingga langsung beralih ke bidang lain, ketika menghadapi hambatan. Orang “Bodoh” seringkali tidak punya pilihan kecuali mengalahkan hambatan tersebut.

Melupakan Tuhan – Kebanyakan orang merasa sukses itu adalah hasil jarih payah diri sendiri, tanpa campur tangan “TUHAN”. Mengingat TUHAN adalah sebagai ibadah vertikal dan menolong sesama sebagai ibadah horizontal.

Melupakan Keluarga – Jadikanlah keluarga sebagai motivator dan supporter pada saat baru memulai menjalankan bisnis maupun ketika bisnis semakin meguras waktu dan tenaga

Berperilaku Buruk – Setelah menjadi pengusaha sukses, maka seseorang akan menganggap dirinya sebagai seorang yang mandiri. Dia tidak lagi membutuhkan orang lain, karena sudah mampu berdiri diatas kakinya sendiri

sumber : kampungwirausaha.com