Sabtu, 04 Januari 2014

Mahalnya demokrasi di Indonesia

PEMILU atau Pemilihan Umum 2014 sudah di depan mata. Tanpa terasa, para anggota dewan dan pejabat di negeri ini sudah harus mulai mengambil ancang - ancang untuk kembali mempersiapkan diri, khususnya untuk yang ingin kembali menjadi sebagai anggota dewan atau posisi - posisi pejabat lainnya harus mulai dipersiapkan, terutama dalam masalah kampanye.

Menurut Pramono Anung yang dikutip dari Antaranews.com (3/12/13)

"Tahun depan biaya kampanye seorang caleg akan naik rata-rata satu setengah kali lipat," kata Pramono Anung dalam acara peluncuran buku berjudul "Mahalnya Demokrasi Memudarnya Ideologi" di Gedung DPR, Jakarta, Selasa.



Harga sebuah paham demokrasi di Indonesia ini terbilang cukup mahal, setiap kader yang mengikuti Pemilu setidaknya harus mepersiapkan dana kampanye mulai dari ratusan juta hingga miliaran rupiah. Bayangkan betapa besarnya modal kampanye yang dikeluarkan. 
Hal tersebut pula yang membuat tingkat KORUPSI di Indonesia semakin tinggi. Hal pertama yang selalu dilakukan para pejabat adalah bagaimana cara mengganti modal? Ibarat pengusaha adalah memperoleh BEP (Break Event Point).

Oleh karena itu, berkaca dari berbagai aspek, setidaknya pemilu yang  proporsional lebih dibutuhkan. Hal tersebut dapat menciptakan transparansi dan efisiensi dari Pemilu itu sendiri.

Refrensi : Antaranews.com