Sepucuk Surat Untuk Membela Indonesia di Tahun 2018
Kepada Republik Indonesia,
Masihkah kau lihat perbedaan sebagai alasan tak hendak
berteman? Masihkan ada kebencian dan sikap saling maki?
Jika “Iya”! Saya yakin itu bukan kita! Bukan Indonesia!
Kita sebagaimana Bung Karno dan Bung Hatta, selayaknya Bung
Tomo dan Ki Dewantara. Kita adalah apa yang di manifestasikan para pendahulu
Republik. Bhinneka Tunggal Ika, Berbeda yang Satu. Bangsa ini lahir karena
semangat kolektif untuk bersatu melawan penindasan dan penjajahan yang ada.
Bangsa ini lahir karena semangat untuk membangun dunia baru yang tanpa
penindasan. Sejalan seperti Asia baru menurut Guru Dutt Sondhi, bahwa kekuasaan
Asia tidak ditunjukan oleh kekuatan dan kekerasan, namun sikap saling pengertian.
Untuk itu Republik, kita bersama - sama
merayakannya!! Sikap saling pengertian itu, melalui Asian Games!
Sebagai sebuah bangsa yang besar, Asia kembali merayakan
keberagaman dan kebersamaan dengan gelaran Asian Games yang ke 18. Perayaan
Kompetisi Olahraga paling akbar di Asia ini kembali di gelar di Jakarta,
ditambah dengan Palembang. Rumah kita! Hal ini seperti mengulang apa yang telah
terjadi 55 tahun yang lalu, tepatnya pada 1962. Kala itu, Asian Games dijadikan
sebagai pembangunan karakter dan bangsa (Nation and Character Building
Indonesia) oleh Sang Proklamator. Saat ini, Asian Games juga tidak hanya
berbicara tentang olahraga saja, tapi juga tentang peningkatan ekonomi,
infrastruktur publik, hingga sikap tidak membeda – bedakan. Menurut Nelson Mandela
(2010), Olahraga memiliki kekuatan yang dapat mengubah dunia. Lebih dari itu,
bahkan kekuatan untuk menginspirasi, dia memiliki kekuatan untuk mempersatukan
bangsa dengan cara yang tidak bisa dilakukan yang lainnya.
Kelak, pada 18 Agustus 2018 nanti kita kan menjadi saksi.
Ribuan orang, dari sungai Indus hingga sungai Kapuas, dari Himalaya hingga
Jayawijaya, dari samudera Artik hingga Pasifik, berdatangan menjawab tantangan.
Menjadi energi Asia, menggelorakan
semangat, meneriakkan persatuan. Ya, kita sebagai satu, Bangsa Asia. Menjawab
konsep kesatuan yang majemuk.
Republik Indonesia, engkau berada dalam kilauan keragaman
suku bangsa dan budaya. Engkau satu dari keberagaman yang ada. Jangan risau,
petani, TNI, nelayan, pedagang, hingga pejabat publik siap membantu mu. Kita
tunjukan, kalau kita juga nyala dalam Energi Asia yang kelak menerangi jiwa
persatuan. Jiwa yang sudah 72 tahun lebih kita rawat, sebagai Bhinneka Tunggal
Ika, jawaban atas kegalauan sebagian masyarakat hari – hari ini.
Jikalau kegalauan sebagian masyarakat pada hari – hari ini
belum juga hendak pergi, ijinkan kami menjadi yang paling optimis. Ya, biar
saya dan yang sebagian menjadi jauh lebih optimis dalam memperjuangkan
keberagaman yang manis. Kami yang juga tani, yang juga TNI, atau sekedar diri
siap berdiri. Demi Republik rumah kami di didik. Mari kita titipkan perjuangan
kepada duta terbaik bangsa, dari perahu naga hingga sepak bola, dari bulu
tangkis hingga kegiatan atletik. Kepada Tontowi Ahmad juga Egi Maulana, juga
ratusan atlet lainnya. Kami bangga akan kebesaran dan semangat pantang
menyerah.
Republik, kami akan dukung hingga perjuangan paling ujung.
Untuk itu, perjuangan ini bukan untuk menutut kemenangan, tapi kebangaan
sebagai bangsa yang besar.
Republik, mungkin saya dianggap sebagai pemimpi
Tapi saya bukan satu
– satunya pemimpi
Mari kita menjadi Indonesia, Menjadi Energi Asia
Salam Menyala,
Reynaldi Pradipta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar